7 Poin Hasil Pertemuan AS-Rusia di Arab Saudi.
Kudakyv – 7 Poin Hasil Pertemuan AS-Rusia di Arab Saudi, Konflik Perang Ukraina Berakhir?
Pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia di Riyadh, Arab Saudi, menjadi sorotan dunia. Agenda tersebut berlangsung pada Selasa (18/2/2025), saat hubungan kedua negara tengah memanas akibat konflik di Ukraina.
Delegasi Rusia dipimpin Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan Penasihat Kebijakan Luar Negeri Yuri Ushakov. Sementara itu, AS diwakili Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz. Sebagai tuan rumah, Arab Saudi diwakili Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dan Penasihat Keamanan Nasional Mosaad bin Mohammad Al Aiban.
“Baca Juga: Penyelesaian Konflik Perang Ukraina-Rusia Besok, Lokasi Pertemuan Rusia-AS di Arab Saudi“
Berikut adalah tujuh poin penting Hasil Pertemuan AS-Rusia tersebut:
Arab Saudi berambisi menjadi mediator dalam berbagai konflik global. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut Riyadh sebagai lokasi netral yang dapat diterima oleh AS dan Rusia. Ini menjadi kemenangan bagi Putra Mahkota Mohammed Bin Salman dalam membangun citra Saudi sebagai kekuatan lunak global.
Dalam beberapa tahun terakhir, Saudi semakin condong ke netralitas demi menarik investasi asing. Melalui “Visi 2030”, negara ini ingin mengurangi ketergantungan pada minyak dan memperluas pengaruhnya di sektor lain. Upaya ini mencakup perbaikan hubungan dengan Iran serta memperkuat kerja sama dengan China dan Rusia, sembari tetap menjaga kedekatan dengan Barat.
Arab Saudi telah berupaya menampilkan dirinya sebagai penjaga perdamaian dengan menyelenggarakan berbagai pertemuan internasional. Pada Agustus 2023, Saudi mengadakan konferensi perdamaian mengenai Ukraina, yang dihadiri perwakilan dari lebih dari 40 negara, meski tanpa kehadiran Rusia.
Pangeran Mohammed Bin Salman juga memiliki hubungan erat dengan mantan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kedekatan ini membuatnya mampu memainkan peran strategis dalam negosiasi internasional. Kudakyv mencatat bahwa Saudi berusaha memperkuat citra sebagai perantara dalam konflik besar dunia.
Salah satu isu yang turut dibahas adalah konflik di Gaza. Arab Saudi melihat kesempatan untuk memanfaatkan perannya dalam pertemuan ini guna membahas solusi bagi Palestina. Presiden AS Trump sebelumnya menyarankan pemindahan permanen penduduk Gaza, yang mendapat penolakan keras dari negara-negara Arab.
Arab Saudi dijadwalkan menggelar pertemuan mini-Arab untuk membahas respons terhadap usulan tersebut. Dengan memfasilitasi perundingan mengenai Ukraina, Saudi berharap dapat memperkuat hubungannya dengan AS dan memperjuangkan kepentingan regionalnya.
Rusia memanfaatkan pembicaraan ini untuk mendorong pencabutan sanksi ekonomi. Negosiator utama Moskow, Kirill Dmitriev, berupaya membuka kembali akses investasi bagi perusahaan-perusahaan asing. Kudakyv mencatat bahwa Dmitriev menekankan pentingnya partisipasi perusahaan AS dalam sektor energi Rusia.
Meskipun negosiasi ekonomi dilakukan terpisah, Rusia menegaskan bahwa sanksi yang diberikan oleh Barat harus dipertimbangkan ulang demi membuka jalur diplomasi yang lebih luas.
“Simak Juga: Beragam Tradisi Adat dan Budaya Nusantara Wonderful Indonesia“
Kremlin menyatakan bahwa Presiden Vladimir Putin terbuka untuk berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky jika dianggap perlu. Namun, Rusia mempertanyakan legitimasi Zelensky sebagai pemimpin. Isu integrasi Ukraina ke Uni Eropa juga turut dibahas, dengan Moskow menegaskan bahwa mereka tidak akan mencampuri urusan ekonomi Kyiv, tetapi menolak segala bentuk aliansi militer yang mengancam Rusia.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut bahwa solusi jangka panjang hanya bisa dicapai jika seluruh aspek keamanan Eropa diperhitungkan dalam negosiasi damai.
Komisi Eropa menyatakan dukungannya terhadap upaya AS untuk mengakhiri perang di Ukraina. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengungkapkan bahwa Eropa siap meningkatkan produksi pertahanan guna membantu Ukraina mempertahankan kedaulatannya.
Von der Leyen menekankan bahwa resolusi perdamaian harus menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina. Kudakyiv.com melaporkan bahwa Eropa ingin memastikan bahwa setiap kesepakatan akan memberikan jaminan keamanan yang kuat bagi Ukraina.
Hasil pertemuan ini menunjukkan adanya komunikasi yang lebih baik antara AS dan Rusia, meskipun belum ada kesepakatan konkret. Yuri Ushakov menyebut bahwa diskusi berlangsung serius, tetapi belum mencapai titik temu yang jelas.
Pembicaraan ini diperkirakan akan terus berlanjut dalam format negosiasi khusus di masa mendatang. Meskipun tidak ada jadwal pasti untuk pertemuan antara Trump dan Putin, kedua negara bersepakat untuk tetap berkomunikasi mengenai perkembangan situasi di Ukraina.
Arab Saudi berhasil mengukuhkan dirinya sebagai mediator dalam konflik global. Dengan menggelar pertemuan AS-Rusia ini, Riyadh memperkuat posisinya dalam diplomasi internasional. Meskipun belum ada kesepakatan final, perundingan ini membuka peluang bagi diskusi lebih lanjut dalam mencari solusi atas perang Ukraina.