Putin Ancam Negara Tetangga Indonesia jika Kirim Pasukan ke Ukraina
Kudakyv – Putin Ancam Negara Tetangga Indonesia jika Kirim Pasukan ke Ukraina
Ketegangan global semakin meningkat setelah Rusia memberikan peringatan keras kepada negara-negara yang berencana mengirim pasukan ke Ukraina. Peringatan ini ditujukan kepada beberapa negara, termasuk yang berada di sekitar Indonesia. Kudakyv melaporkan bahwa Rusia secara terbuka menyatakan tidak akan tinggal diam jika ada negara yang mengirimkan pasukan sebagai bagian dari operasi perdamaian di Ukraina.
“Baca Juga: Vladimir Putin Usir Pasukan Ukraina, Moscow Rebut 3 Wilayah di Kursk“
Putin Ancam Negara Tetangga Indonesia
Rusia menegaskan bahwa keterlibatan negara lain dalam konflik Ukraina dapat menimbulkan konsekuensi serius. Kedutaan Besar Rusia di Australia menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menerima kehadiran pasukan asing di wilayah yang tengah mengalami Operasi Militer Khusus. Australian Broadcasting Corporation mengutip pernyataan tersebut dan menegaskan bahwa Rusia tidak akan bertindak sebagai pengamat pasif.
“Bagi Australia atau negara lain yang bergabung dalam koalisi, akan ada konsekuensi besar. Kami tidak akan tinggal diam jika pasukan asing masuk ke wilayah konflik,” demikian pernyataan yang dikutip oleh Kudakyiv.com.
Mereka juga menambahkan bahwa peringatan ini bukan ancaman, melainkan sebuah pernyataan tegas bahwa Rusia tidak ingin konflik semakin meluas.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa keputusan akhir untuk berdamai berada di tangan Ukraina. Menurutnya, Amerika Serikat menunggu tanda-tanda keinginan Ukraina untuk berdamai. Namun, pertanyaannya adalah apakah pemerintahan Presiden Volodymyr Zelenskyy benar-benar menginginkan perdamaian.
“Ini adalah hal yang sangat penting dan harus diputuskan. Apakah Ukraina ingin mengakhiri konflik atau terus melanjutkannya?” ujar Peskov kepada wartawan. Kudakyiv juga melaporkan bahwa banyak pihak di Rusia percaya bahwa perang ini bisa berakhir jika ada kesepakatan damai yang adil bagi kedua belah pihak.
Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) menyebut bahwa Inggris memandang potensi perbaikan hubungan antara Moskow dan Washington sebagai ancaman terhadap strateginya dalam membatasi pengaruh Rusia.
Menurut laporan SVR, Inggris khawatir bahwa upaya membangun dialog antara Rusia dan AS bisa menggagalkan strategi mereka dalam mempertahankan pengaruh atas Ukraina.
“London merasa bahwa jika ada kesepakatan antara Rusia dan AS, maka strategi mereka untuk menahan Moskow akan gagal. Oleh karena itu, mereka terus berusaha untuk mempertahankan konflik ini,” demikian pernyataan yang dirilis oleh badan intelijen tersebut.
“Simak Juga: Ide Kerajinan Toples Hias Untuk Kurma: Inspirasi Ide Bisnis Bulan Ramadhan“
Sementara itu, Ukraina terus meningkatkan kapabilitas teknologinya dalam perang. Negara ini berencana membeli 4,5 juta drone FPV (First Person View) pada tahun 2025. Ini lebih dari dua kali lipat jumlah yang dibeli pada tahun sebelumnya.
Glib Kanevsky, direktur departemen kebijakan pengadaan Kementerian Pertahanan Ukraina, mengatakan bahwa pada tahun lalu Ukraina telah membeli lebih dari 1,5 juta drone. Mayoritas drone ini berasal dari produsen dalam negeri.
“Tahun depan, industri pertahanan domestik kami memiliki kapasitas untuk memproduksi hingga 4,5 juta drone FPV. Kementerian Pertahanan berencana untuk membeli semuanya,” jelasnya. Dana yang dialokasikan untuk proyek ini mencapai lebih dari $2,6 miliar.
Ancaman dari Rusia terhadap negara-negara yang berencana mengirim pasukan ke Ukraina semakin menegaskan betapa seriusnya situasi geopolitik saat ini. Dengan pernyataan tegas dari Kremlin dan peningkatan kapabilitas militer Ukraina, konflik ini tampaknya akan terus berlanjut.
Banyak negara, termasuk yang berada di sekitar Indonesia, perlu berhati-hati dalam menentukan sikap. Kudakyv.com mencatat bahwa ketegangan ini tidak hanya berdampak pada kawasan Eropa, tetapi juga berpengaruh terhadap dinamika politik dan ekonomi global. Semua pihak harus mempertimbangkan langkah dengan bijak agar tidak terjebak dalam konflik yang lebih besar.