Pada 9 November 2024, sebuah video yang mengejutkan beredar di media sosial. Video tersebut diduga menunjukkan tentara Rusia mengeksekusi seorang tawanan perang (POW) Ukraina yang sedang terluka. Rekaman itu memperlihatkan prajurit yang terluka, diidentifikasi sebagai seorang pemuda berusia 20 tahun dari wilayah Sumy, sedang diinterogasi oleh pasukan Rusia sebelum akhirnya ditembak mati.
Komisioner Parlemen Ukraina untuk Hak Asasi Manusia, Dmytro Lubinets, mengecam keras tindakan tersebut.
Peristiwa ini merupakan bagian dari pola mengkhawatirkan dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia terhadap tawanan perang Ukraina. Pada Mei 2024, Human Rights Watch melaporkan temuan bahwa tentara Rusia diduga telah mengeksekusi setidaknya 15 prajurit Ukraina yang berusaha menyerah.
Pemerintah Ukraina telah mengumumkan rencana untuk mengajukan keluhan resmi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Komite Internasional Palang Merah. Mereka mendesak investigasi menyeluruh terhadap pelanggaran ini. Lembaga internasional sebelumnya telah mendokumentasikan tuduhan kredibel mengenai eksekusi dan penyiksaan sistematis terhadap tawanan perang Ukraina oleh pasukan Rusia, yang dapat dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Seiring berlanjutnya konflik, komunitas internasional menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menangani dugaan kekejaman ini dan memastikan para pelaku bertanggung jawab. Dokumentasi yang terus berlangsung atas insiden-insiden semacam ini menyoroti pentingnya investigasi mendalam dan keadilan bagi para korban.