Kudakyv – Pernyataan keras datang dari Pyongyang. Pemerintah Korea Utara kembali melontarkan kritik tajam terhadap Israel. Pernyataan ini dirilis resmi. Melalui media milik negara. Dengan gaya bahasa yang lugas. Tanpa basa-basi diplomatis. Pyongyang menyebut Israel sebagai pemicu utama konflik berkepanjangan. Di kawasan Timur Tengah. Tuduhan ini langsung menyulut perhatian dunia internasional. Apalagi disampaikan di tengah memanasnya situasi Gaza. Korea Utara menilai Israel telah bertindak sewenang-wenang. Merampas hak rakyat Palestina. Dan mengabaikan hukum internasional. Dukungan terhadap Palestina pun ditegaskan. Dalam berbagai platform resmi mereka. Retorika ini semakin menambah ketegangan geopolitik.
“Baca Juga : Efek Samping Menunda Haid atau Menstruasi Dengan Obat Hormon”
Dalam rilis yang dimuat Rodong Sinmun. Pyongyang menyatakan bahwa agresi Israel terhadap Palestina. Bukan hanya pelanggaran HAM. Tapi juga ancaman serius terhadap perdamaian dunia. Pemerintah Korea Utara menuduh Israel menjalankan kebijakan “apartheid modern”. Di bawah perlindungan Amerika Serikat. Seruan ini juga memuat kritik terhadap badan internasional. Seperti PBB. Yang dianggap pasif. Tidak berdaya menekan Israel secara konkret. Korea Utara menuntut tindakan tegas. Bukan sekadar kutukan simbolik. Menurut mereka, selama Israel tidak ditekan. Maka konflik di Timur Tengah tidak akan pernah berakhir. Retorika ini disebut paling tajam. Sejak pernyataan serupa tahun sebelumnya.
Korea Utara memang bukan pemain utama. Dalam konflik Timur Tengah. Namun dukungannya terhadap Palestina sangat konsisten. Sejak era Kim Il Sung. Pyongyang menempatkan solidaritas terhadap Palestina. Sebagai bagian dari perjuangan anti-imperialis global. Bahkan mereka pernah mengirim senjata. Pada era Perang Dingin. Untuk mendukung faksi tertentu di Timur Tengah. Kini, meski bantuan bersifat simbolik. Namun Korea Utara tetap lantang menyuarakan perlawanan. Lewat propaganda. Media negara. Dan pidato pejabat tinggi. Dukungan itu dianggap mencerminkan posisi politik ideologis. Bukan sekadar pencitraan internasional. Bagi Pyongyang, Palestina adalah simbol perlawanan. Terhadap hegemoni barat yang mereka lawan.
“Simak juga: Amar & Allo Perkuat Daya Saing lewat Strategi Digital”
Tanggapan terhadap pernyataan Pyongyang beragam. Beberapa negara sekutu Palestina menyambut positif. Karena merasa didukung oleh suara internasional. Terutama dari negara yang juga anti-Amerika. Namun banyak pihak menganggap retorika ini hanya strategi politik. Untuk menarik perhatian global. Beberapa analis menyebut pernyataan Pyongyang tidak berdampak nyata. Karena Korea Utara tidak punya pengaruh besar. Di kawasan Timur Tengah. Namun tetap saja. Ucapan dari negara nuklir tidak bisa diabaikan. Apalagi saat ketegangan meningkat. Dan konflik meluas ke berbagai negara tetangga. Seruan dari Korea Utara bisa memperkeruh situasi. Atau menambah tekanan internasional terhadap Israel.
Banyak yang bertanya, kenapa Pyongyang angkat suara sekarang? Apakah ada motif politik di baliknya? Beberapa pengamat melihat timing pernyataan ini sangat strategis. Korea Utara sedang mencari pengaruh. Dalam percaturan internasional. Apalagi saat banyak negara sibuk dengan masalah dalam negeri. Pyongyang ingin kembali masuk dalam radar diplomasi global. Dengan memanfaatkan isu yang sensitif. Yakni konflik Palestina-Israel. Selain itu, Pyongyang juga sedang mempererat aliansi dengan Iran dan Suriah. Kedua negara itu dikenal sebagai musuh bebuyutan Israel. Maka, pernyataan ini bisa menjadi sinyal. Bahwa blok perlawanan sedang mencoba unjuk kekuatan bersama.
Meski tidak memegang peran kunci. Korea Utara tetap dianggap berbahaya. Karena retorika mereka sering tidak terduga. Seruan ini bisa memicu eskalasi opini. Terutama di dunia maya. Di mana propaganda dan narasi mudah menyebar. Beberapa media pro-Palestina mengutip pernyataan Pyongyang. Untuk memperkuat argumentasi mereka. Sebaliknya, media pro-Israel menyebutnya sebagai pengalihan isu. Beberapa pihak khawatir. Korea Utara bisa menggunakan konflik ini. Sebagai alasan untuk melakukan provokasi militer. Misalnya uji coba senjata. Atau latihan militer di waktu sensitif. Maka dari itu, pengamat menyarankan agar dunia tetap waspada. Karena setiap pernyataan dari negara tertutup ini. Tidak pernah benar-benar tanpa maksud.