Kudakyv – Perkembangan era digital teknologi membawa banyak manfaat, namun juga menghadirkan tantangan baru bagi para orang tua. Anak-anak kini tumbuh di lingkungan yang penuh dengan gawai, media sosial, dan informasi yang tiada henti. Orang tua sering merasa kewalahan saat harus menyeimbangkan kebutuhan anak akan teknologi dengan kesehatan fisik maupun mental mereka. Era digital memang tidak bisa dihindari, tetapi peran orang tua tetap penting untuk memastikan anak menggunakan teknologi dengan bijak. Dengan bimbingan yang tepat, anak bisa tetap sehat dan berkembang optimal meski dikelilingi perangkat digital.
“Baca Juga : Obat Batuk Sirup dan Anjuran Dosis yang Tepat Sesuai Usia Anak”
Waktu layar menjadi isu utama yang sering dikeluhkan orang tua di zaman era digital. Banyak anak menghabiskan berjam-jam di depan layar, baik untuk belajar, bermain gim, maupun bersosialisasi. Kebiasaan ini bisa berdampak pada kesehatan mata, pola tidur, hingga perilaku sosial. Orang tua perlu menetapkan aturan jelas tentang durasi penggunaan gawai setiap hari. Selain itu, orang tua sebaiknya ikut mendampingi anak saat menggunakan teknologi sehingga mereka belajar memilah konten yang bermanfaat. Dengan pengawasan yang konsisten, anak tetap bisa menikmati teknologi tanpa mengorbankan kesehatan.
Media sosial sering memengaruhi cara anak melihat diri mereka sendiri. Banyak anak membandingkan hidupnya dengan orang lain dan merasa kurang percaya diri. Orang tua harus peka terhadap tanda-tanda penurunan kesehatan mental seperti kecemasan atau isolasi diri. Mengajak anak berbicara secara terbuka membantu mereka memahami bahwa dunia maya tidak selalu mencerminkan kenyataan. Orang tua juga bisa mengajarkan anak cara menggunakan media sosial secara sehat, misalnya dengan memilih akun yang positif dan membatasi waktu berselancar. Pendekatan ini memberi anak rasa aman dan percaya diri dalam bersosialisasi.
“Simak juga: Perubahan Gaya Kerja: AI Gantikan Peran Diskusi Antar Karyawan”
Anak-anak yang terlalu sering menggunakan gawai cenderung kurang bergerak. Padahal, aktivitas fisik sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan mereka. Orang tua bisa mengajak anak berolahraga bersama, bermain di luar rumah, atau mengikuti kegiatan komunitas. Selain menyehatkan tubuh, kegiatan ini juga melatih keterampilan sosial anak. Mengatur jadwal harian yang seimbang antara waktu layar dan waktu aktivitas nyata membantu anak membangun kebiasaan sehat sejak kecil. Orang tua yang memberi contoh positif biasanya lebih berhasil mendorong anak untuk aktif.
Anak cenderung meniru kebiasaan orang tua. Jika orang tua sendiri terlalu sering sibuk dengan gawai, anak akan menganggap itu sebagai hal wajar. Orang tua perlu menunjukkan cara menggunakan teknologi secara bijak, seperti mematikan ponsel saat makan bersama atau saat bercengkerama. Memberi perhatian penuh pada anak tanpa gangguan layar menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat. Dengan cara ini, anak belajar menempatkan teknologi pada porsi yang tepat dalam kehidupannya. Peran orang tua sebagai teladan sangat menentukan keberhasilan pola asuh di era digital.
Anak-anak di era digital cenderung lebih kritis. Mereka sering mempertanyakan aturan yang dibuat orang tua. Mengajak anak berdiskusi tentang alasan di balik aturan penggunaan teknologi bisa membuat mereka lebih kooperatif. Orang tua juga bisa meminta masukan anak tentang kegiatan alternatif yang mereka sukai selain bermain gawai. Dengan cara ini, anak merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk menjalani kebiasaan sehat. Kolaborasi antara orang tua dan anak menjadi kunci penting dalam menghadapi tantangan era digital tanpa konflik yang berlarut-larut.