Otak Bisnis Trump Ingin Keuntungan Besar di Tengah Perang Rusia-Ukraina
Kudakyv – Otak Bisnis Trump Ingin Keuntungan Besar di Tengah Perang Rusia-Ukraina, ia berencana mendorong negara-negara Eropa membeli senjata buatan AS untuk membantu Ukraina.
Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung lebih dari seribu hari, membawa dampak besar bagi dunia. Amerika Serikat (AS) terus mengirim senjata ke Ukraina dengan dalih membantu pertahanan. Namun, di balik semua ini, terdapat kepentingan bisnis besar yang dijalankan oleh pemerintahan Donald Trump.
Pada Selasa (11/2/2025), perang memasuki hari ke-1.084. Rusia terus melancarkan serangan udara di berbagai wilayah Ukraina, termasuk Kyiv. Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan adanya 127 bentrokan di Pokrovsk selama 24 jam terakhir.
“Baca Juga: Respon Putin Soal Rumor Trump Hubungi Rusia Untuk Akhiri Perang Ukraina”
Serangan yang dilakukan Rusia sangat masif. Mereka meluncurkan dua serangan rudal, 77 serangan udara, dan menjatuhkan 101 bom udara berpemandu (GAB). Selain itu, lebih dari 1.000 pesawat nirawak kamikaze dikerahkan dan sekitar 5.000 tembakan artileri diarahkan ke posisi pasukan Ukraina.
Di tengah situasi ini, AS tidak tinggal diam. Mereka tetap mengirim senjata yang telah disetujui pada masa pemerintahan Presiden Joe Biden. Namun, langkah ini ternyata tidak hanya sebatas dukungan militer, melainkan juga bagian dari strategi bisnis yang menguntungkan industri pertahanan AS.
Presiden Donald Trump mengonfirmasi bahwa ia mengirim utusan khusus, Keith Kellogg, untuk mengunjungi Ukraina. Tujuan utusan ini bukan hanya membahas dukungan militer, tetapi juga memastikan bahwa sekutu Eropa membeli lebih banyak senjata dari AS. Kudakyv melaporkan bahwa langkah ini diambil untuk memastikan industri senjata AS tetap mendapatkan keuntungan besar di tengah konflik.
Menurut sumber di kantor Presiden Ukraina, Keith Kellogg dijadwalkan tiba di Ukraina pada 20 Februari 2025. Selain itu, Presiden Volodymyr Zelensky juga akan bertemu dengan Wakil Presiden AS, JD Vance, dalam konferensi keamanan Munich pada 14 Februari 2025.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Keith Kellogg menegaskan bahwa tidak akan ada perubahan kebijakan besar dalam 24 jam ke depan. Pernyataan ini memperjelas bahwa AS tetap berkomitmen memasok senjata ke Ukraina, meskipun ada perubahan pemerintahan di Washington.
Salah satu strategi utama yang diusung oleh pemerintahan Trump adalah mendorong Eropa untuk membeli lebih banyak senjata buatan AS. Kudakyiv.com melaporkan bahwa langkah ini bukan hanya mendukung Ukraina, tetapi juga memperkuat ekonomi AS melalui industri pertahanan.
Dalam konferensi keamanan Munich, Keith Kellogg akan membahas kemungkinan perundingan damai dengan Rusia. Namun, di saat yang sama, ia juga akan meyakinkan sekutu Eropa untuk terus membeli senjata AS sebagai bagian dari strategi geopolitik dan ekonomi.
Menurut Kellogg, AS memiliki banyak opsi dalam mendukung Ukraina tanpa menghabiskan anggaran negara. Salah satu solusi potensial adalah menjual senjata ke Eropa, yang kemudian dapat diteruskan ke Ukraina. Ini akan memungkinkan AS tetap mendukung Kyiv tanpa mengorbankan dana dari pembayar pajak Amerika.
“Simak Juga: Aturan Kewajiban Hukum Perusahaan Skala Besar Terbaru 2025“
Pemerintahan Trump secara terbuka mengakui bahwa bisnis senjata adalah peluang besar bagi ekonomi Amerika. Meskipun tidak secara langsung mengonfirmasi rencana penjualan senjata ke sekutu Eropa, Keith Kellogg mengatakan bahwa AS selalu ingin menjual lebih banyak senjata untuk memperkuat perekonomian mereka.
“Ada banyak pilihan di luar sana, dan semuanya sedang dipertimbangkan saat ini,” ujar Kellogg dalam wawancara dengan Reuters.
Pernyataan ini menguatkan anggapan bahwa AS melihat perang sebagai peluang bisnis. Kudakyv melaporkan bahwa pejabat AS mempertimbangkan skema pembelian senjata oleh Eropa sebagai solusi efektif dalam mendukung Ukraina. Dengan cara ini, AS bisa terus memperoleh keuntungan tanpa harus mengalokasikan anggaran negara untuk bantuan militer langsung.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, telah menyatakan bahwa Eropa akan membayar senjata AS untuk Ukraina. Ini semakin memperjelas bahwa kepentingan bisnis sangat erat kaitannya dengan kebijakan luar negeri AS dalam konflik Rusia-Ukraina.
Otak bisnis Trump dalam kebijakan luar negerinya terlihat jelas dalam konflik Rusia-Ukraina. Di balik dalih membantu pertahanan Ukraina, ada kepentingan ekonomi besar yang dimainkan oleh AS. Dengan mendorong Eropa membeli senjata buatan AS, pemerintahan Trump memastikan bahwa industri pertahanan Amerika tetap berkembang pesat.
Keputusan AS untuk tetap memasok senjata ke Ukraina bukan hanya soal strategi geopolitik, tetapi juga bisnis yang menguntungkan. Kudakyiv.com menyoroti bahwa perang sering kali menjadi peluang bagi negara-negara besar untuk memperkuat perekonomian mereka.
Selama konflik masih berlangsung, kepentingan bisnis senjata ini akan terus menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi kebijakan AS terhadap perang Rusia-Ukraina.