Trump Tuntut Kiev Ukraina Kembalikan Semua Bantuan AS dari Kesepakatan Mineral Langka
Kudakyv – Trump Tuntut Kiev Ukraina Kembalikan Semua Bantuan AS dari Kesepakatan Mineral Langka
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membuat gebrakan dalam kebijakan luar negerinya. Kali ini, ia menuntut agar Kiev mengembalikan seluruh bantuan AS yang telah diberikan selama konflik dengan Rusia. Keputusan ini menuai beragam respons, terutama dari pemerintahan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Menurut laporan yang diterbitkan Hugh Tomlinson dari The Times pada Jumat (28/3/2025), Trump beranggapan bahwa Kiev berada dalam posisi lemah dalam menghadapi Moskow. Ia juga meremehkan kepemimpinan Zelensky dan merasa marah atas miliaran dolar yang telah dikeluarkan AS untuk membantu Ukraina.
“Baca Juga: Pidato Vladimir Putin Serukan: Prajurit Tentara Rusia Akan Segera Habisi Militer Ukraina“
Trump Tuntut Kiev Ukraina
Trump bertekad untuk mendapatkan kembali seluruh dana yang telah dikeluarkan selama masa jabatan Joe Biden. Ia menyatakan bahwa miliaran dolar yang dikirim ke Ukraina seharusnya dikembalikan melalui kesepakatan pemanfaatan mineral langka di negara tersebut.
Bulan lalu, Trump meminta Kiev mengembalikan ratusan miliar dolar dalam bentuk sumber daya mineral Ukraina. Fokus utama kesepakatan ini adalah pemanfaatan tanah jarang, yang memiliki nilai strategis dalam industri teknologi dan militer. Namun, kesepakatan itu batal karena perselisihan antara Zelensky dengan pemerintahan AS di Ruang Oval.
Akibat pertengkaran itu, Trump membekukan sementara semua bantuan militer dan intelijen kepada Kiev. Namun, keputusan tersebut direvisi setelah Kiev menyetujui gencatan senjata parsial selama 30 hari, yang diperoleh melalui negosiasi di Jeddah. Meskipun begitu, Rusia menuduh Ukraina melanggar perjanjian dengan menyerang beberapa situs energi di wilayahnya.
Setelah negosiasi tambahan di Arab Saudi, baik Rusia maupun Ukraina menunjukkan kesediaan untuk memperluas gencatan senjata di Laut Hitam. Di sisi lain, pejabat Gedung Putih menyatakan bahwa kesepakatan mineral semakin dekat untuk disetujui. Namun, alasan di balik penundaan ini mungkin terkait dengan tekanan dari pemerintahan Trump terhadap Kiev agar memberikan konsesi lebih besar.
Draf terbaru dari kesepakatan mineral menunjukkan bahwa AS menuntut pengembalian semua dana bantuan sejak tahun 2022, ditambah bunga tahunan sebesar 4%. Sebelum Kiev bisa mengakses keuntungan dari dana tersebut, mereka harus memenuhi persyaratan yang lebih ketat dari pemerintahan Trump.
Presiden Zelensky menanggapi dengan menyatakan bahwa dana yang diterima Ukraina adalah bantuan, bukan pinjaman. Ia bersikeras bahwa kesepakatan baru ini tidak adil bagi negaranya. Namun, dengan tekanan dari AS, posisi Kiev menjadi semakin sulit dalam perundingan ini.
“Simak Juga: Budaya dan Kearifan Lokal Jadi Peranan Penting Dalam Keberagaman Bangsa Indonesia“
Sejak tahun 2022, AS telah mengalokasikan lebih dari USD123 miliar dalam bentuk bantuan militer dan finansial kepada Ukraina. Namun, Trump mengklaim bahwa total pengeluaran AS untuk mendukung Kiev telah mencapai lebih dari USD300 miliar. Kebijakan ini menimbulkan pertanyaan besar terkait arah hubungan antara kedua negara di masa depan.
Dengan tuntutan pengembalian bantuan dan suku bunga tambahan, Ukraina berada dalam posisi sulit untuk mempertahankan kestabilan ekonominya. Sementara itu, langkah Trump ini bisa mempengaruhi strategi geopolitik AS dalam menangani konflik antara Rusia dan Ukraina.
Menurut Kudakyv, keputusan ini bisa memperumit hubungan diplomatik antara Washington dan Kiev. Selain itu, tekanan ekonomi yang diberikan AS dapat berdampak pada stabilitas pemerintahan Zelensky. Beberapa pengamat juga menilai bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi Trump untuk memperkuat posisi politiknya menjelang pemilu mendatang.
Kesepakatan mineral ini menjadi sorotan utama dalam hubungan AS-Ukraina. Jika Kiev menerima syarat Trump, maka AS akan memiliki kendali besar atas sumber daya strategis Ukraina. Sebaliknya, jika Kiev menolak, maka mereka berisiko kehilangan dukungan finansial dan militer dari AS.
Menurut laporan kudakyiv.com, kondisi ini menjadi tantangan besar bagi Ukraina dalam menghadapi tekanan dari Washington dan Moskow secara bersamaan. Bagaimana hasil akhir dari perundingan ini akan sangat menentukan masa depan politik dan ekonomi Ukraina di tengah konflik yang masih berlangsung.