Perang Ukraina Rusia Makin Panas Saling Serang Ibu Kota Kyiv dan Moskow
Kudakyv – Perang Ukraina Rusia Makin Panas Saling Serang Ibu Kota Kyiv dan Moskow
Perang Ukraina Rusia kembali mencapai titik panas dengan eskalasi serangan langsung ke pusat-pusat ibu kota. Pada malam yang sama, baik Rusia maupun Ukraina melancarkan serangan udara yang menargetkan wilayah utama masing-masing negara.
Menurut laporan dari Kudakyv, layanan darurat Ukraina menyebut dua warga sipil tewas akibat serangan udara yang menghantam distrik padat di Kyiv. Serangan ini menghancurkan bangunan apartemen dan memicu kebakaran di tiga distrik berbeda. Hal tersebut disampaikan dalam pernyataan resmi yang diunggah ke Telegram pada Rabu, 7 Mei 2025.
Serangan ini menjadi salah satu dari banyak serangan drone dan rudal yang terus menghantui ibu kota Ukraina. Di distrik Shevchenkivskyi, dua orang dinyatakan tewas. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu wilayah urban yang padat dan ramai aktivitas penduduk.
Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, menyatakan bahwa tujuh orang lainnya mengalami luka-luka, termasuk empat anak-anak yang sedang berada di rumah saat serangan terjadi. Klitschko menegaskan bahwa serangan tersebut terjadi hanya beberapa jam setelah serangan rudal besar-besaran dari Rusia menyasar wilayah ibu kota.
Timur Tkachenko, kepala administrasi militer Kyiv, menambahkan bahwa lima orang lainnya mengalami luka akibat serangan di distrik Dniprovskyi. Wilayah ini terletak di sepanjang Sungai Dnipro dan menjadi jalur penting mobilitas masyarakat serta ekonomi lokal.
“Baca Juga: Serangan Pesawat Drone Ukraina ke Moskow, Rusia Terpaksa Tutup Semua Bandara“
Sementara itu, di Moskow, Wali Kota Sergei Sobyanin mengungkapkan bahwa unit pertahanan udara Rusia berhasil menjatuhkan 14 drone Ukraina pada malam 6 Mei, tepat setelah pukul 22.00 waktu setempat. Tidak ada laporan kerusakan atau korban jiwa dalam peristiwa ini.
Rosaviatsia, badan pengawas penerbangan Rusia, mengumumkan penghentian sementara semua penerbangan di empat bandara utama Moskow. Langkah tersebut diambil untuk menjamin keselamatan udara selama malam yang dipenuhi ancaman drone dari Ukraina. Kudakyv melaporkan bahwa bandara di beberapa wilayah regional juga ikut menghentikan operasionalnya.
Serangan ke Moskow terjadi dalam waktu yang sangat simbolik. Ibu kota Rusia tengah bersiap menggelar parade militer besar-besaran untuk memperingati 80 tahun kemenangan Uni Soviet dalam Perang Dunia II. Acara ini dijadwalkan berlangsung pada 9 Mei dan akan dihadiri sejumlah pemimpin negara, termasuk Presiden China, Xi Jinping.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyerukan gencatan senjata sementara antara tanggal 8 hingga 10 Mei. Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana damai saat berlangsungnya parade kemenangan dan kunjungan tamu negara. Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak usulan tersebut.
Dalam pernyataannya, Zelensky mengatakan bahwa gencatan senjata hanya akan efektif jika berlangsung lebih panjang dan dilandasi kesepakatan bersama. Ia menyarankan agar seluruh pihak mendukung gencatan senjata selama minimal 30 hari. Usulan ini sejalan dengan proposal Amerika Serikat yang telah diumumkan pada Maret 2025 lalu.
Kudakyiv mencatat bahwa meskipun ada tekanan internasional untuk menghentikan kekerasan, kedua belah pihak tetap melanjutkan aksi militer mereka. Ukraina telah meluncurkan serangan drone ke Moskow selama tiga malam berturut-turut. Aksi tersebut dipandang sebagai strategi menekan Rusia di saat yang sangat sensitif secara simbolik dan politik.
“Simak Juga: Trend Budaya Batik Indonesia Jadi Primadona di Industri Dunia Fashion Internasional“
Perang Ukraina Rusia tidak hanya menyebabkan korban militer, tetapi juga menciptakan penderitaan luar biasa bagi masyarakat sipil. Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal karena serangan udara. Anak-anak yang seharusnya berada di sekolah kini harus menjalani hari-hari di tempat pengungsian.
Organisasi kemanusiaan internasional telah mengirimkan bantuan darurat ke wilayah yang terdampak. Namun, distribusi logistik sering kali terganggu oleh ketegangan militer dan kondisi jalan yang rusak parah. Pemerintah Ukraina terus meminta bantuan internasional, termasuk alat pertahanan udara tambahan dan bantuan medis.
Eskalasi konflik saat ini menunjukkan bahwa Perang Ukraina Rusia masih jauh dari kata selesai. Meski ada upaya diplomasi dari negara-negara Barat dan seruan damai dari PBB, kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya. Kyiv dan Moskow kini menjadi simbol ketegangan yang mewakili konflik global yang lebih luas.
Serangan saling balas di kedua ibu kota memperjelas bahwa konflik ini telah meningkat ke tingkat yang lebih berbahaya. Serangan tidak lagi terbatas pada zona militer, tetapi juga menyasar infrastruktur sipil dan area padat penduduk.
Situasi ini membuat dunia internasional semakin khawatir. Jika tidak ada intervensi konkret dari lembaga internasional dan negara-negara besar, konflik ini bisa terus memburuk. Perang Ukraina Rusia kini bukan hanya masalah regional, tetapi juga ancaman bagi stabilitas global.