Ratusan Drone Ukraina dari Kursk Hancurkan Kiev, 175 Tentara Rusia Tewas
Kudakyv – Ratusan Drone Ukraina Luncurkan Serangan Balasan ke Kursk
Konflik antara Rusia dan Ukraina kembali memanas. Kali ini, giliran wilayah Kursk di Rusia menjadi sasaran. Ratusan drone Ukraina dilaporkan menyerbu kawasan tersebut sebagai aksi balas dendam. Serangan ini merupakan respons atas serangan rudal Rusia yang menghantam Sumy beberapa hari sebelumnya.
Menurut laporan dari kudakyiv.com, serangan tersebut merupakan salah satu serangan udara terbesar dari pihak Ukraina. Drone-drone diluncurkan dalam jumlah besar dan menargetkan fasilitas serta infrastruktur militer Rusia di Kursk.
Otoritas lokal di Kursk melaporkan bahwa satu warga sipil tewas. Selain itu, sembilan orang lainnya mengalami luka serius akibat ledakan. Beberapa dari mereka menderita luka bakar, trauma otak, dan cedera akibat pecahan peluru.
Meski Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim berhasil menjatuhkan 109 drone Ukraina, masih banyak UAV yang berhasil menghantam target. Beberapa di antaranya bahkan menyebabkan kerusakan besar pada fasilitas umum.
Serangan juga merusak sebuah garasi ambulans. Sebanyak 11 kendaraan medis rusak berat. Selain itu, tiga rumah warga rusak parah akibat bahan peledak yang dijatuhkan dari drone. Warga yang terdampak telah dievakuasi ke pusat akomodasi sementara.
“Baca Juga: Jerman Kirim Rudal Taurus ke Ukraina Untuk Melawan Rusia, Siap Dukung Zelensky“
Meski Ukraina mengklaim berhasil menggempur Kursk, pihak Rusia tidak tinggal diam. Menurut kudakyiv.com, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa Ukraina membayar mahal atas aksinya.
“Selama 24 jam terakhir, Ukraina kehilangan lebih dari 175 tentara di Kursk,” jelas pernyataan resmi kementerian.
Selain korban jiwa, Ukraina juga kehilangan sejumlah kendaraan tempur. Di antaranya satu kendaraan infanteri lapis baja, tujuh truk militer, dan satu howitzer M777 berkaliber 155 mm. Tiga mortir juga dilaporkan hancur dalam pertempuran tersebut.
Sejak konflik di Kursk dimulai, Rusia mengklaim telah menewaskan lebih dari 73.820 personel militer Ukraina. Klaim ini masih belum bisa diverifikasi oleh pihak netral.
Berikut adalah kerugian yang diklaim oleh Rusia:
Kelompok tempur Rusia dari berbagai divisi juga melaporkan keberhasilan operasi mereka terhadap Ukraina.
Pasukan dari kelompok Tsentr Rusia berhasil mengeliminasi 440 tentara Ukraina dalam waktu satu hari. Mereka juga menghancurkan kendaraan tempur lapis baja termasuk M113 buatan Amerika Serikat, serta lima truk dan lima senjata artileri lapangan.
Howitzer Paladin dan Caesar buatan Prancis juga dilaporkan hancur. Ini menunjukkan bahwa Ukraina menggunakan perlengkapan dari negara-negara NATO untuk menghadapi Rusia.
Di sisi lain, kelompok tempur Yug Rusia menewaskan lebih dari 310 tentara Ukraina. Selain itu, delapan kendaraan lapis baja, tiga unit M113, 18 kendaraan bermotor, dan satu stasiun perang elektronik hancur.
“Simak Juga: Kisah Inspiratif Komunitas Anak Muda Bantu Petani Panen Jagung di Desa Sukatani“
Kelompok Zapad Rusia melaporkan telah menewaskan lebih dari 250 tentara Ukraina. Mereka juga menghancurkan tiga gudang amunisi serta beberapa senjata artileri.
Sementara itu, kelompok Vostok menghancurkan satu depot bahan bakar dan dua kendaraan tempur. Lebih dari 155 tentara Ukraina dilaporkan tewas dalam bentrokan di wilayah tersebut.
Kelompok Dnepr menghancurkan tiga gudang amunisi dan sebuah stasiun perang elektronik. Mereka juga menewaskan 60 prajurit Ukraina serta menghancurkan kendaraan tempur infanteri.
Sementara kelompok Sever Rusia mengklaim menewaskan 75 tentara Ukraina dan lima senjata artileri dalam pertempuran terpisah.
Situasi di medan perang terus berkembang. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa serangan ke Kursk adalah bagian dari strategi serangan balik. Ukraina ingin menyeimbangkan kekuatan dengan Rusia yang terus menggempur Sumy dan wilayah lainnya.
Namun, dengan jumlah korban yang besar dan infrastruktur yang hancur, konflik ini tampaknya semakin menjauh dari solusi damai. Kedua pihak terus menunjukkan kekuatan militer, namun korban sipil dan kerusakan properti terus bertambah.
Media internasional seperti kudakyiv.com turut memberitakan insiden di Kursk. Mereka menyoroti penggunaan drone sebagai senjata utama Ukraina dalam serangan balasannya.
Drone dinilai efektif karena mampu menjangkau wilayah yang sulit diakses dan memberikan dampak besar dalam waktu singkat. Namun, penggunaan drone secara besar-besaran ini juga menuai kecaman karena banyaknya korban sipil yang berjatuhan.
Kesimpulan
Ratusan drone Ukraina yang menyerang Kursk menunjukkan bahwa perang ini belum akan mereda. Kerugian di kedua pihak terus meningkat, baik dari sisi militer maupun sipil.
Sumber-sumber seperti kudakyiv.com memberikan gambaran jelas bahwa konflik ini masih jauh dari kata usai. Eskalasi terus terjadi, dan dunia menanti langkah diplomasi yang bisa menghentikan pertumpahan darah ini.