Rudal Moscow Serang Kyiv, Ukraina Tuding Putin Gunakan Rudal Balistik KN-23 Milik Korea Utara
Kudakyv – Rudal Moscow Serang Kyiv: Konflik Memanas, Korban Jiwa Bertambah
Rudal Moscow serang Kyiv pada Kamis dini hari (24/4/2025), memicu gelombang kepanikan dan duka mendalam. Serangan itu menghantam kawasan padat penduduk dan menyebabkan puluhan warga tewas serta luka-luka. Pemerintah Ukraina menuding Rusia menggunakan rudal balistik KN-23 buatan Korea Utara dalam aksi militer tersebut.
Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah pernyataan kontroversial Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ia menyalahkan Presiden Volodymyr Zelensky karena menolak kesepakatan damai yang menyertakan pengakuan atas pendudukan Krimea oleh Rusia.
“Baca Juga: Drone Rusia Serang Bus Para Pekerja di Dnipropetrovsk Ukraina, 10 Orang Tewas“
Menurut laporan dari Kudakyv dan sumber media lainnya, otoritas militer Kyiv mengonfirmasi bahwa rudal Rusia menghantam distrik Sviatoshynskyi. Wilayah ini terletak di barat pusat kota dan dihuni ribuan warga sipil. Serangan tersebut membuat warga berhamburan mencari perlindungan di ruang bawah tanah bangunan-bangunan tempat tinggal.
Lebih dari selusin warga berkumpul dalam satu shelter darurat usai terdengar sirene peringatan. Jurnalis yang berada di lokasi mengungkap suasana penuh kecemasan, dengan banyak anak-anak ketakutan.
Dalam konferensi pers darurat, sumber militer Ukraina menyatakan bahwa rudal balistik KN-23 atau dikenal juga sebagai KN-23A digunakan dalam serangan ini. Rudal tersebut diyakini dipasok oleh Korea Utara ke Rusia.
Penggunaan rudal buatan luar ini menuai kekhawatiran internasional. Menurut analisis Kudakyv, dugaan kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara bisa memperluas skala konflik di Eropa dan Asia.
Layanan darurat Ukraina melaporkan bahwa setidaknya sembilan orang meninggal dunia dan 63 orang luka-luka akibat serangan ini. Enam di antaranya adalah anak-anak yang kini masih menjalani perawatan intensif.
Kerusakan tak hanya terjadi pada gedung-gedung perumahan, namun juga merembet ke fasilitas umum seperti garasi, sekolah, dan kantor pemerintahan. Lima distrik utama di ibu kota terkena dampaknya.
Petugas terus melakukan evakuasi dan pencarian korban di bawah reruntuhan. Sejumlah bangunan mengalami kebakaran hebat sebelum akhirnya berhasil dipadamkan.
“Simak Juga: Tradisi Budaya Tarian Tradisional: Warisan Seni dari Leluhur Penuh Makna dan Histori Sejarah“
Kyiv sebelumnya sempat terkena serangan rudal pada awal April 2025. Namun, dampaknya tidak separah kali ini. Serangan Kamis dini hari tersebut disebut sebagai salah satu serangan paling mematikan selama invasi Rusia ke Ukraina sejak 2022.
Kudakyv melaporkan bahwa serangan ini menandai babak baru dalam taktik agresi Rusia. Tidak hanya Kyiv, kota Kharkiv di timur Ukraina juga terkena tujuh serangan rudal dan drone dalam waktu bersamaan.
Wali Kota Kharkiv, Igor Terekhov, mengonfirmasi bahwa serangan udara berlangsung tanpa jeda sepanjang malam. Infrastruktur publik dan rumah warga kembali menjadi sasaran utama.
Pernyataan Wakil Presiden AS, JD Vance, turut memperkeruh situasi. Ia menyampaikan usulan damai yang mengizinkan Rusia mempertahankan wilayah-wilayah pendudukan, termasuk Krimea.
Namun, Presiden Zelensky menolak dengan tegas. Ia menganggap usulan tersebut melanggar konstitusi Ukraina dan semangat kedaulatan nasional.
Penolakan ini langsung ditanggapi keras oleh Donald Trump. Dalam unggahannya di Truth Social, ia menyebut Zelensky sebagai pemimpin yang tidak kooperatif dan hanya memperpanjang perang.
“Zelensky bisa memilih antara perdamaian atau kehilangan negaranya dalam tiga tahun ke depan,” tulis Trump. Ia juga menyatakan bahwa Krimea telah menjadi milik Rusia bertahun-tahun lalu dan tak relevan lagi untuk dinegosiasikan.
KN-23 adalah rudal balistik jarak pendek buatan Korea Utara dengan kemampuan manuver tinggi. Rudal ini dirancang untuk menyerang target secara presisi dan mampu membawa hulu ledak konvensional maupun non-konvensional.
Menurut laporan Kudakyv, KN-23 memiliki jangkauan hingga 690 kilometer dan dapat diluncurkan dari platform darat bergerak. Jika benar Rusia telah menggunakan rudal ini, maka kolaborasi militer antara Pyongyang dan Moskow perlu mendapat perhatian serius dari dunia internasional.
Konflik Rusia-Ukraina belum menunjukkan tanda akan mereda. Serangan rudal terhadap Kyiv hanyalah salah satu dari rangkaian aksi yang mengguncang stabilitas kawasan.
Masyarakat sipil terus menjadi korban. Upaya diplomatik pun tersendat karena berbagai kepentingan geopolitik yang saling bertabrakan.
Penggunaan rudal asing oleh Rusia, jika terbukti, dapat memperbesar ancaman eskalasi ke level regional bahkan global.
Penutup
Tragedi di Kyiv menjadi sinyal keras bahwa konflik ini belum menemukan titik temu. Saat rudal Moscow serang Kyiv dan dunia menuding keterlibatan Korea Utara, harapan akan perdamaian semakin kabur. Dunia internasional kini menanti langkah berikutnya dari komunitas global dalam merespons perkembangan situasi ini.
Sumber Referensi: Kudakyv, kudakyiv.com