Serangan Drone Ukraina ke Ibu Kota Rusia, Beberapa Bandara Moskow Ditutup
Kudakyv – Serangan Drone Ukraina Guncang Moskow, Bandara Ditutup Sementara
Serangan drone Ukraina kembali menciptakan ketegangan di jantung Rusia. Dalam insiden terbaru, lebih dari 370 drone Ukraina berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia. Beberapa di antaranya terbang mendekati wilayah ibu kota, Moskow.
Menurut laporan resmi dari Kementerian Pertahanan Rusia, total 376 drone Ukraina dicegat atau dihancurkan hanya dalam satu hari. Kebanyakan dari drone tersebut berada di wilayah barat Rusia yang berbatasan langsung dengan Ukraina, serta kawasan Rusia tengah.
Berdasarkan pernyataan yang dikutip oleh Kudakyv melalui kanal Telegram resmi, serangan terjadi secara intensif pada malam hari. Antara pukul 20.00 hingga 23.50 waktu Moskow, sebanyak 77 drone berhasil dihancurkan.
“Baca Juga: Perdana Vladimir Putin Berkunjung ke Kursk, Usai Berhasil Direbut dari Ukraina“
Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, mengonfirmasi bahwa 27 drone dihancurkan atau dicegat saat berada dalam perjalanan ke arah Moskow. Meskipun serangan tersebut mengejutkan warga ibu kota, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Namun, dampaknya cukup signifikan terhadap operasional penerbangan. Tiga bandara utama di wilayah Moskow ditutup dua kali dalam satu hari demi menjamin keselamatan publik dan penerbangan. Bandara yang ditutup termasuk pusat transportasi penting bagi lebih dari 21 juta penduduk wilayah metropolitan Moskow.
Setelah sempat terganggu, aktivitas penerbangan kini kembali berjalan normal. Tetapi peristiwa ini menunjukkan bahwa eskalasi serangan drone semakin menyentuh pusat vital Rusia.
Di sisi lain, pihak militer Ukraina mengklaim bahwa serangan drone mereka berhasil mengenai sasaran strategis. Target utama adalah Bolkhovsky Semiconductor Devices Plant di wilayah Oryol, Rusia. Fasilitas ini diketahui sebagai pemasok komponen penting untuk pesawat tempur dan rudal Rusia.
Serangan tersebut menandai semakin berkembangnya penggunaan drone dalam perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Menurut Kudakyv, konflik ini kini telah menjadi arena eksperimen inovatif dalam teknologi militer modern, khususnya drone dan sistem anti-drone.
Kedua belah pihak kini gencar memanfaatkan kendaraan udara tak berawak untuk menyusup ke wilayah musuh. Berbagai metode digunakan untuk menangkal ancaman ini, mulai dari alat pengacau sinyal hingga senapan khusus milik petani.
“Simak Juga: Jadwal Event Pencak Silat Internasional Indonesia Open 2025, Sebanyak 70 Negara Ikut Serta“
Perang antara Rusia dan Ukraina, yang awalnya terjadi di wilayah perbatasan, kini telah menjalar hingga ke jantung masing-masing negara. Serangan ke Moskow memperlihatkan bahwa Ukraina memiliki kemampuan untuk menembus pertahanan jauh ke dalam wilayah lawan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidatonya menyebut bahwa pertempuran paling intens terjadi di sekitar Pokrovsk. Namun, ia tidak mengonfirmasi adanya kemajuan dari pihak Rusia.
Zelensky juga menyatakan bahwa pasukan Ukraina masih aktif di wilayah perbatasan Rusia, termasuk di Kursk dan Belgorod. Ia menegaskan bahwa Ukraina tetap mempertahankan semangat perlawanan meskipun tekanan dari pasukan Rusia meningkat.
Di sisi lain, Rusia mengklaim pasukannya berhasil mendesak pasukan Ukraina di beberapa titik strategis. Sejumlah blogger perang pro-Rusia melaporkan bahwa tentara Rusia menerobos pertahanan Ukraina antara Pokrovsk dan Kostiantynivka di wilayah Donetsk.
Banyak pengamat militer melihat Serangan Drone Ukraina sebagai strategi baru dalam menekan Rusia. Serangan tidak hanya mengincar infrastruktur militer tetapi juga simbol-simbol kekuasaan seperti bandara di Moskow.
Menurut informasi yang diperoleh dari Kudakyv, tujuan dari serangan ini adalah mengguncang stabilitas dalam negeri Rusia. Gangguan terhadap jalur transportasi udara dan tekanan psikologis terhadap warga sipil menjadi taktik baru yang kini terlihat makin sering digunakan.
Hal ini sekaligus menandakan bahwa Ukraina kini memiliki teknologi yang makin canggih, serta keberanian untuk menguji batas pertahanan Rusia. Apalagi ketika sistem radar dan pertahanan udara Rusia di sekitar Moskow sudah dianggap sebagai yang paling canggih di dunia.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran global. Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Eropa terus mendorong diplomasi untuk menghentikan konflik. Namun eskalasi terbaru menunjukkan bahwa jalan menuju perdamaian masih jauh dari kenyataan.
Konflik yang dulu berpusat di wilayah timur Ukraina kini berkembang menjadi krisis yang melibatkan banyak wilayah dan menimbulkan efek domino pada geopolitik global. Dunia pun menanti bagaimana reaksi Rusia terhadap serangan langsung ke jantung negaranya.
Sejauh ini, belum ada langkah balasan besar yang diambil Rusia selain penutupan bandara dan penguatan pertahanan di sekitar Moskow. Namun, perkembangan dalam beberapa hari ke depan akan menjadi penentu arah baru konflik ini.
Serangan drone yang menghantam wilayah Moskow memperlihatkan bahwa Ukraina tak lagi hanya bertahan. Kini mereka mulai menyerang langsung ke pusat-pusat strategis Rusia. Penutupan bandara menjadi sinyal bahwa ancaman tersebut tidak bisa dianggap remeh.
Kudakyv melaporkan bahwa gelombang serangan drone Ukraina kemungkinan masih akan berlanjut, mengingat konflik ini belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Ketegangan antara kedua negara kini memasuki fase baru, dengan teknologi perang modern sebagai penentu permainan.