Trump Peringatkan Putin Usai Meningkatnya Intensitas Serangan Drone dan Rudal ke Ukraina
Kudakyv – Trump Peringatkan Putin Usai Meningkatnya Intensitas Serangan Drone dan Rudal ke Ukraina
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan tegas. Ia menyampaikan peringatan keras kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Peringatan ini muncul setelah meningkatnya intensitas serangan drone dan rudal ke Ukraina.
Trump menyebut Putin sedang “bermain dengan api.” Komentar ini dilontarkan karena Rusia enggan menjalin pembicaraan damai dengan Kyiv. Padahal, serangan yang terjadi belakangan ini menjadi yang paling mematikan dalam tiga tahun terakhir.
“Baca Juga: Dukungan Jerman ke Ukraina, Perbolehkan Kyiv Gunakan Senjatanya Untuk Serang Rusia“
Melalui akun Truth Social, Trump menyatakan bahwa situasi bisa jauh lebih buruk di Rusia jika bukan karena dirinya. Trump peringatkan Putin, “Putin sedang bermain dengan api.” Unggahan ini diunggah pada Selasa, 28 Mei 2025, dan langsung mendapat perhatian internasional.
Salah satu reaksi datang dari Dmitry Medvedev. Pejabat keamanan senior Rusia itu menanggapi keras pernyataan Trump. Dalam akun X, Medvedev menyebut satu hal yang sangat buruk bisa terjadi: Perang Dunia III. Ia berharap Trump menyadari konsekuensi dari retorikanya.
Sebelumnya, Trump dan Putin sempat melakukan panggilan selama dua jam. Dalam percakapan tersebut, Putin sempat mengisyaratkan kesiapan membahas nota perdamaian. Meski demikian, Kremlin belum menunjukkan kemajuan nyata.
Hingga kini, Rusia belum menyepakati durasi gencatan senjata. Ukraina dan sekutunya tetap menekan agar ada jeda minimal 30 hari tanpa syarat. Namun, banyak pihak menilai Moskow hanya mengulur waktu.
Sementara pembicaraan diplomatik berlangsung lambat, realitas di lapangan justru semakin panas. Pasukan Rusia berhasil merebut empat desa di wilayah Sumy: Novenke, Basivka, Veselivka, dan Zhuravka.
Gubernur Sumy, Oleh Hryhorov, menyebut Rusia tengah membentuk zona penyangga. Ia menilai strategi ini sebagai bagian dari ekspansi militer yang sistematis. Rusia bahkan mengklaim telah menguasai desa Bilovody.
Taktik Rusia dinilai berubah. Mereka kini menggunakan sepeda motor dalam kelompok kecil, didukung oleh drone tempur. Pendekatan ini memperluas garis serang sekaligus menguras pertahanan Ukraina.
“Simak Juga: Kisah Inspiratif Cecep Abdullah yang di Undang Naik Haji oleh Kerajaan Arab Saudi“
Sumy merupakan wilayah kunci yang berbatasan langsung dengan Rusia. Jaraknya hanya sekitar 30 kilometer dari perbatasan. Tahun lalu, Ukraina pernah menggunakan wilayah ini untuk menyerang wilayah Kursk di Rusia.
Namun, kini pasukan Ukraina kembali terdesak. Rusia tampaknya belajar dari pengalaman sebelumnya. Mereka memusatkan serangan untuk menguasai kembali wilayah perbatasan.
Walaupun situasi memburuk, Trump belum mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia. Namun, seorang pejabat AS menyatakan bahwa paket sanksi telah disiapkan. Langkah ini hanya tinggal menunggu persetujuan akhir dari Trump.
Gedung Putih menyatakan bahwa Trump ingin memberikan kesempatan terakhir untuk diplomasi. Tapi jika Rusia tetap menolak gencatan senjata, sanksi ekonomi akan segera diberlakukan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak tinggal diam. Ia terus meminta bantuan militer tambahan dari Amerika Serikat. Ukraina membutuhkan sistem pertahanan udara dan amunisi baru.
Zelensky menyebut, “Rusia sedang menyiapkan operasi ofensif besar.” Ia mengkhawatirkan perang berlarut-larut yang bisa menghancurkan lebih banyak wilayah.
Wilayah Kharkiv, Sumy, dan Zaporizhzhia kini menjadi pusat pertempuran. Rusia memperluas serangan ke berbagai titik secara simultan. Situasi ini membuat Ukraina harus membagi kekuatan secara merata.
Ukraina juga melancarkan serangan balasan dengan mengirim ratusan drone jarak jauh ke wilayah Rusia. Serangan ini menyebabkan gangguan besar di bandara utama Moskow.
Penerbangan terpaksa ditangguhkan sementara. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menghancurkan 296 drone Ukraina hanya dalam satu malam.
Serangan ini juga menyasar wilayah Moskow dengan 42 drone berhasil dicegat. Kejadian ini menunjukkan bahwa Ukraina tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu menyerang balik dengan strategi presisi.
Perang antara Rusia dan Ukraina sudah berlangsung sejak Februari 2022. Konflik ini telah menelan puluhan ribu korban jiwa. Infrastruktur vital di Ukraina hancur, dan sekitar 20% wilayahnya telah dikuasai Rusia.
Wilayah Krimea yang dicaplok pada 2014 tetap dalam genggaman Rusia. Sementara itu, upaya internasional untuk mendamaikan kedua belah pihak belum menunjukkan hasil konkret.
Trump peringatkan Putin di tengah meningkatnya agresi Rusia ke Ukraina. Ketegangan politik dan militer terus meningkat. GRB Project dan kudakyiv.com melaporkan perkembangan ini sebagai bagian dari dinamika geopolitik global yang menuntut perhatian dunia.