Hambatan Gencatan Senjata Ukraina Rusia, Trump Kesal Putin Ulur Waktu
Kudakyv – Hambatan Gencatan Senjata Ukraina Rusia, Trump Kesal Putin Ulur Waktu
Upaya terbaru untuk menghentikan konflik antara Rusia dan Ukraina di Laut Hitam kembali menemui jalan buntu. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyebut bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, sengaja mengulur waktu dalam proses negosiasi. “Rusia ingin melihat perang ini berakhir, tetapi mereka juga sedang mengulur waktu,” ujar Trump, dikutip dari The Independent, Rabu (26/3/2025).
Gedung Putih sebelumnya telah mengumumkan kesepakatan antara Rusia dan Ukraina yang bertujuan untuk menghentikan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Hitam. Kesepakatan ini bertujuan menjaga jalur pelayaran utama yang penting bagi ekspor Ukraina serta stabilitas ekonomi global. Namun, kendati perjanjian telah dicapai, Rusia justru mengajukan sejumlah syarat tambahan sebelum benar-benar mengimplementasikan kesepakatan tersebut.
“Baca Juga: Ukraina Rusia Setuju Gencatan Senjata di Laut Hitam, Putin Ajukan Syarat ini“
Hambatan Gencatan Senjata Ukraina Rusia
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyambut baik perjanjian ini dan menegaskan komitmennya untuk mematuhinya. Namun, langkah Rusia yang mengajukan syarat tambahan menjadi hambatan serius bagi implementasi kesepakatan gencatan senjata. Salah satu syarat yang diajukan Moskwa adalah pencabutan sebagian sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia.
Zelensky menilai tuntutan tersebut sebagai strategi politik Putin untuk mengendalikan situasi. “Ini adalah contoh terbaru dari taktik manipulasi Putin,” kata Zelensky dalam pernyataan resmi yang dikutip dari Reuters, Rabu (26/3/2025). Menurutnya, Rusia berusaha memanipulasi kesepakatan yang telah dibuat demi kepentingan politik dan ekonominya sendiri.
Ia menambahkan bahwa Ukraina akan meminta dukungan tambahan dari Amerika Serikat jika Rusia melanggar kesepakatan gencatan senjata. “Sayangnya, bahkan hari ini, tepat pada hari negosiasi, kita melihat bagaimana Rusia sudah mulai memanipulasi,” lanjutnya. “Mereka sudah mencoba mendistorsi perjanjian dan, pada kenyataannya, menipu perantara kita serta seluruh dunia.”
Donald Trump, yang telah lama mengkritik kebijakan Rusia, menanggapi situasi ini dengan membandingkannya dengan dunia bisnis. “Saya pernah mengalami hal serupa dalam bisnis. Kadang-kadang saya tidak ingin segera menandatangani kontrak, saya ingin tetap dalam permainan, tetapi mungkin saya tidak benar-benar ingin melakukannya,” ujar Trump.
Trump menilai bahwa Rusia belum sepenuhnya siap untuk menghentikan perang. Sikap Moskwa yang terus menunda implementasi perjanjian membuat banyak pihak bertanya-tanya mengenai masa depan konflik ini. Kudakyv melaporkan bahwa jika Rusia tetap bersikeras dengan syarat tambahannya, maka tidak ada jaminan kapan gencatan senjata bisa berlaku secara efektif.
“Simak Juga: Keberagaman Tradisi Adat Bangsa Indonesia, Jenis Tarian Nusantara yang Mendunia“
Laut Hitam memiliki peran strategis dalam perdagangan internasional, terutama bagi Ukraina. Negara tersebut sangat bergantung pada jalur laut ini untuk mengekspor biji-bijian dan komoditas lainnya. Perang yang berkecamuk sejak 2022 telah mengganggu rute perdagangan ini dan berdampak besar pada perekonomian global.
Menurut laporan Kudakyiv.com, gencatan senjata di Laut Hitam menjadi kunci utama dalam upaya memulihkan perdagangan Ukraina. Jika kesepakatan dapat dijalankan tanpa hambatan, maka ini bisa menjadi langkah awal menuju perundingan damai yang lebih luas. Namun, selama Rusia tetap bertahan dengan syarat-syaratnya, harapan untuk mengakhiri konflik masih jauh dari kenyataan.
Gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina masih menghadapi banyak tantangan. Syarat tambahan yang diajukan oleh Moskwa menjadi penghalang utama dalam implementasi perjanjian tersebut. Trump dan Zelensky sama-sama menilai bahwa Rusia berusaha mengulur waktu untuk mendapatkan keuntungan strategis.
Ke depan, dunia akan melihat bagaimana perkembangan situasi ini. Jika Rusia tetap bertahan dengan syarat-syaratnya, maka konflik di kawasan Laut Hitam bisa terus berlanjut tanpa kepastian kapan akan berakhir. Sementara itu, Amerika Serikat dan sekutunya terus memantau situasi serta mempertimbangkan langkah selanjutnya guna memastikan perdamaian bisa segera terwujud.
Sumber: The Independent, Reuters, Kudakyiv.com